Semarang cukup berkembang akhir-akhir ini, banyak sekali kegiatan anak
muda yang menjadi pembicaraan di semarang. Street art juga mendapatkan
tempat di hati anak muda yang mulai mencari aktualisasi diri, bagi anak
muda yang merasa harus keren. Namun semakin diminatinya street art
menjadikan beberapa kondisi kota semarang agak dilupakan. Bagaimana
kondisi fasilitas umum yag ada di semarang yang menjadi korban
eksistensi anak-anak street art. Untuk mendiskusikan hal tersebut, Sabtu
(16/6) lalu Tinta Hitam dan Jeho bekerja sama dengan Hysteria untuk
mencari titik cerah terhadap hal tersebut. Forum yang diadakan di Grobak
A[r]t kos hysteria jalan Stonen 29 Bendan Ngisor Gajah Mungkur tersebut
dihadiri oleh sekitar 80an anak muda penghobi street art.
Dalam forum tersebut terjadi sedikit perdebatan tentang apa yang boleh
dan apa yang tidak, tempat mana yang boleh dan tempat mana yang tidak
boleh. Kekurang tahuan anak anak muda ini yang melakukan “Bombing”
sampai ke rambu jalan yang bagi sebagian pelaku street art itu adalah
perbuatan yang merugikan orang lain. Ari, salah satu eksponen street art
dari kelompok 12pm menyatakan kalau anak muda yang hobi street art itu
perlu melakukan forum bersama, jadi tidak Cuma asal eksis dengan
melakukan bombing di tempat umum, namun perlu menambah wacana lokal
yang menurutnya hal tersebut bisa merekatkan jalinan emosional. (Opnk)